Membaca Arah Kampus Swasta di Bima Jika IAIN Bima Hadir: Ancaman ataukah Peluang Baru ?
Cari Berita

Iklan 970x90px

Membaca Arah Kampus Swasta di Bima Jika IAIN Bima Hadir: Ancaman ataukah Peluang Baru ?

Senin, 01 Desember 2025

Dr Ady Ardiyansyah Akademis Kebijakan Publik Universitas Mbojo bima 


Foto: Billy Pelopor NTB 

 

Penulis :

Dr. Ady Ardyansah

(Akademisi Kebijakan Publik UNMBO)

 

Bima, Peloporntb.com - Pro kontra kehadiran kampus Negeri di Bima IAIN Bima menimbulkan banyak pertanyaan di tengah masyarakat, di kalangan legislatif sendiri juga demikian adanya, ada yang mendukung ada juga yang ogah – ogahan. Lalu bagaimana dengan kalangan Perguruan Tinggi yang ada di Bima. Salah satu yang paling sering dibahas adalah bagaimana nasib kampus swasta di Bima?

Pertanyaan ini wajar adanya, sebagai sebuah kerisauan kolektif pimpinan Perguruan tinggi swasta di Bima untuk menjadi perhatian, sebab dinamika antara kampus negeri dan swasta di daerah kecil seperti Bima sering kali tidak seimbang. Tidak dapat dipungkiri bahwa Kampus negeri biasanya memiliki daya tarik kuat baik dari sisi biaya, reputasi, maupun fasilitas yang membuat calon mahasiswa lebih menjadikannya pilihan utama. Apa lagi keadaan ekonomi masyarakat Bima yang relatif beragam, memungkinkan masyarakat Bima condong pada kampus Negeri.

 

Kampus swasta di Bima ibarat pahlawan, yang memerdekakan putra dan putri daerah dari lembah kebodohan, ketidakmampuan ekonomi untuk mengantarkan mereka ke kampus di luar daerah. PTS Di Bima sudah menyumbang begitu besar bagi pembangunan daerah. dari sisi dosen saja, berapa banyak putra daerah yang terserap menjadi dosen, karyawan dan staf akademik lainya, dan sudah berapa banyak alumni kampus daerah yang sudah sukses, jadi pejabat, birokrat, pengusaha dan segudang profesi lainya. Seharusnya kampus swasta di Bima oleh Pemerintah daerah perlu mendapat perhatian atau apresiasi yang lebih atas dedikasinya selama ini membangun daerah. Namun hari ini mata dan telinga kita menyaksikan di berbagai media, salah satu kampus negeri akan hadir di Bima.

 

Pertanyaan yang muncul kemudian apakah kehadiran IAIN Bima otomatis akan “menggerus” kampus swasta di Bima ?  Hemat penulis tidak sesederhana itu kita menilainya. Secara umum, kampus negeri menawarkan biaya kuliah yang jauh lebih rendah, fasilitas yang memadai, dan bahkan gedung yang megah dan indah tertata rapi, karena disubsidi pemerintah. Dalam konteks Bima, daerah dengan kemampuan ekonomi masyarakat yang beragam faktor biaya bisa menjadi penentu dominan. Jika IAIN Bima hadir, boleh jadi akan ada banyak calon mahasiswa mungkin akan beralih mendaftar ke kampus negeri karena lebih terjangkau. Kenyataan ini memungkinkan Kampus swasta bisa mengalami penurunan jumlah pendaftar, terutama pada prodi-prodi yang bersinggungan dengan rumpun ilmu keagamaan dan sosial.

 

Boleh jadi kenyataan itu nantinya adalah ancaman nyata bagi kampus swasta di Bima. Terutama bagi kampus swasta yang selama ini mengandalkan jumlah besar mahasiswa untuk menutup biaya operasional. Secara umum kampus swasta di Bima Hanya mengandalkan pembayaran mahasiswa dalam menutup biaya operasional, hanya sedikit kampus yang memiliki akses mendapatkan bantuan pembiayaan pemerintah. Selama ini seolah pemerintah menutup mata akan keberadaan kampus swasta di bima.

 

Meski demikian kita harus realistis, IAIN adalah kampus Islam yang fokus pada ilmu-ilmu keagamaan, sosial-keagamaan, pendidikan, dan beberapa prodi umum tertentu. Artinya, tidak semua ruang akademik tumpang tindih dengan kampus swasta. Kampus swasta di Bima yang memiliki prodi – prodi tertentu seperti, prodi kesehatan, prodi teknik, prodi ekonomi non-keagamaan, prodi informatika, atau yang fokus pengembangan kewirausahaan, masih memiliki ruang tumbuh yang tidak akan tersentuh langsung oleh IAIN.

 

Kehadiran IAIN justru dapat mendorong kampus swasta menegaskan identitasnya menjadi kampus vokasi, kampus teknologi, atau kampus berbasis kebutuhan industri lokal, dengan kata lain banding kampus menjadi kunci eksistensi bagi keberadaan kampus swasta di Bima, Kekhawatiran kehilangan mahasiswa adalah hal yang dapat mendorong perubahan. Jika IAIN hadir, maka kampus swasta harus dapat berupaya dengan sangat serius, meningkatkan kualitas layanan akademik, memperbaiki manajemen kampus, menyiapkan dosen yang kompeten dan tersertifikasi, membangun kerjasama industri, dan memperkuat fasilitas teknologi.

 

Persaingan sehat ini dapat mendorong transformasi kualitas pendidikan tinggi di Bima secara keseluruhan. Pada akhirnya, yang paling diuntungkan adalah mahasiswa atau masyarakat Bima pada umumnya, karena memiliki institusi pendidikan tinggi yang dapat bersaing dan bersinergi secara sehat dalam rangka membangun sumber daya manusia yang kapabel dan kompetitif. Kampus swasta tidak harus melihat IAIN sebagai kompetitor semata, tetapi menjadi partner akademik yang handal, ada ruang kolaborasi, misalnya, riset bersama, kegiatan MBKM, pertukaran dosen tamu, serta kegiatan akademik dan keagamaan.

 

Kolaborasi seperti ini tidak hanya memperkuat reputasi, tetapi juga menciptakan budaya akademik yang lebih hidup di Bima. Kita tidak bisa mengandalkan satu institusi pendidikan tinggi saja untuk memenuhi kebutuhan intelektual seluruh wilayah Bima, Dompu, dan sekitarnya. Jumlah lulusan SMA/SMK setiap tahun terus bertambah. Tidak semua cocok dengan pendekatan keagamaan atau rumpun prodi yang ditawarkan IAIN. Artinya, kehadiran IAIN Bima bukan ancaman belaka, tetapi kita justru harus melihatnya secara proporsional, atau sebagai pelengkap ekosistem pendidikan.

 

Nasib kampus swasta di Bima ketika IAIN hadir bukan ditentukan oleh keberadaan IAIN itu sendiri, tetapi oleh kemampuan kampus swasta beradaptasi, Jika kampus swasta, hanya mengandalkan momentum lama, tidak meningkatkan kualitas, dan tidak menawarkan keunikan prodi, maka benar saja  mereka bisa tergerus. Namun jika mereka menegaskan identitas, menghadirkan prodi relevan dengan pasar kerja, meningkatkan kualitas tata kelola, dan membangun kolaborasi strategis, maka kehadiran IAIN Bima justru dapat memperkaya lanskap pendidikan tinggi di wilayah tersebut.

 

Kehadiran kampus IAIN Bima, menjadi salah satu momentum yang pas untuk membangun, institusi pendidikan tinggi di Bima, karena boleh jadi jika kampus swasta tidak mampu mengimbangi irama kampus yang ada boleh jadi akan ketinggalan zaman dan tergerus oleh realitas, karena otoritas masyarakat memiliki kampus yang terbaik bagi pendidikan, jika saja kampus swasta hanya berjalan lambat mengikuti irama kampus IAIN atau kampus lain yang juga akan mengikuti irama boleh jadi kampus yang duluan ada hanya tinggal nama, bahwa organisasi layaknya seorang anak manusia yang lahir, hidup tumbuh dan berkembang bahkan juga bisa mata hanya tinggal cerita dan nama.

 

Tentunya kita tidak berharap demikian adanya tetapi kita ingin melihat suasana akademik yang dapat memberikan kontribusi pembangunan bagi daerah dapat kita rasakan bersama. Tidak ada cara lain agar kampus swasta dapat survive, harus hidup berdampingan dengan kampus yang ada, baik swasta apalagi kampus negeri nantinya, selain pembenahan, peningkatan dan pengembangan institusi dan pengembangan akademik yang juga penting untuk menjadi perhatian yang serius.

 

Pada akhirnya, mahasiswa akan memilih kampus bukan karena label swasta atau negeri, tetapi karena mutu dan relevansinya terhadap masa depan, pengembangan potensi diri dan persiapan karir bagi masa depan yang lebih baik. (Bil-01)