Internalisasi Nilai Kehidupan Sosial Masyarakat Lokal Dalam konteks Perilaku Organisasi
Cari Berita

Iklan 970x90px

Internalisasi Nilai Kehidupan Sosial Masyarakat Lokal Dalam konteks Perilaku Organisasi

Kamis, 23 Oktober 2025

 


(Tinjauan Kritis Perilaku Personal Dalam Kontek Perilaku Organisasi, Merupakan Salah Satu Tugas Mata Kuliah Perilaku Organisasi Yang Diampu Oleh Dr. Ady Ardyansah, S.Sos., MM)


Oleh : Nurakidah 

(Mahasiswa Semester V Univ. Mbojo Bima)


Bima, Peloporntb.com - Ada sebuah desa relatif kecil, di kabupaten Bima di Pulau Sumbawa, yang beragam memiliki nilai - nilai kehidupan sosial yang positif, yang dapat diuraikan dalam dimensi perilaku orgnaisasi. Secara umum masyarakat di wilayah kabupaten bima begitu adanya, memiliki spirit kehidupan yang sangat baik. ada pemahaman yang tumbuh di masyarakat Bima bahwa cita – cita hidup mereka hanya ada dua, yaitu naik haji dan sekolah anak setinggi mungkin. Bila kita sorot kenyataan itu dari aspek perilaku orgnaisasi, akan membawa pengaruh yang positif, akan timbul sikap atau perilaku yang produktif, seperti kerja keras, disiplin, tagung jawab dan nilai positif lainya. 

Desa Soki, salah satu desa di Kecamatan Belo, sebagian besar Masyarakatnya bekerja sebagai petani dan buruh harian, dan saat ini dikenal sebagai salah satu Desa penghasil bawang Merah terbesar di kabupaten Bima. Masyarakatnya masih menjunjung tinggi nilai-nilai gotong royong, saling membantu dan memiliki rasa kebersamaan serta kekeluargaan yang tinggi, setiap ada acara hajatan, acara sosial dan keagamaan, membangun fasilitas umum seperti, masjid, Musholah, pos ronda, dan fasilitas umum lainya, masyarakat selalu bekerja sama tanpa pamrih. Di kenal disiplin dalam bekerja di ladang, pagi hari buta setelah sholat subuh sudah berangkat bekerja dan saling menghormati antara satu dengan yang lainnya. 

Jika saja perilaku yang diuraikan diatas diterapkan dalam kehidupan organisasi dengan fokus pada tujuan organisasi maka boleh jadi organisasi tersebut adalah organisasi yang tumbuh dan berkembang bahkan maju oleh karena perilaku anggotanya yang sangat positif. Nilai – nilai kehidupan seperti itu sudah tumbuh dan terpatri di jiwa dan pribadi masyarakat kita secara umum.

Gotong royong merupakan warisan budaya yang hidup dan tumbuh ditengah masyarakat, bahkan dalam satu kabinet disebutlah kabinet gotong royong, seolah pesan yang ingin disampaikan bahwa jika suatu pekerjaan besar dilakukan secara gotong royong maka akan terasa mudah dan ringan, di satu sisi seolah – olah pesan yang disampaikan bahwa semua kita harus bekerja sama, atau sama – sama bekerja. Jangan disaat teman kita bekerja ada yang berpangku tangan, bahkan mencibir dengan ungkapan dan pesan yang tidak memberikan semangat, hanya rasa pesimis dan tidak bergairah.

Jika seorang mahasiswa mengadopsi nilai sosial yang ada masyarakatnya menjadi sebuah perilaku dalam organisasi tempat dia sekolah atau tempat dia bekerja, bukan tidak mungkin organisasi sisi itu akan sukses dan meraih tujuan. Dalam konteks perilaku organisasi, perilaku dapat dibedakan dalam tiga tingkatan perilaku, yaitu perilaku organisasi, perilaku kelompok dan perilaku individu. Perilaku Individu menjadi titik sentral dan pusat perthaiatn dalam memahami  perilaku orgnaisasi. Jika individu – individu dalam organisasi dapat diatasi sedemikian hingga dalam rangka memajukan organisasi maka organisasi tersebut akan dapat berjalan mudah dalam mencapai tujuan, namun jika sebaliknya akan berdampak buruk bagi pencapaian tujuan organisasi, bahakn akan gagal mencapai tujuanya.

Di sisi lain, nilai kehidupan sosial Masyarakat sangat menjaga sopan santun, saling menghargai dan menjunjung tinggi rasa kemanusiaan. Nilai-nilai perilaku tersebut sangat berpengaruh terhadap kepribadian dan perilaku, demikian yang saya rasakan baik dalam dunia pekerjaan maupun dunia akademik. Kuliah sambil bekerja di Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DAMKAR) Kabupaten Bima (penulis). Di lingkungan kerja sikap kerja sama dan gotong royong yang saya dapat dan pelajari dari Masyarakat sangat membantu dalam melaksanakan tugas – tugas rutin dikantor. Pekerjaan di Damkar sangat membutuhkan kekompakan, saling percaya, dan kerja tim yang solid, karena setiap tindakan harus dilakukan dengan cepat dan tepat. 

Semangat kerja sama yang tumbuh di Masyarakat itulah yang membantu beradaptasi dan bekerja sama dengan rekan-rekan sejawat dalam menghadapi berbagai situasi. Dengan demikian internalisasi budaya lokal dimana kita lahir tumbuh dan berkembang menjelma menjadi kepribadian kita dalam hidup berorganisasi, baik itu di tempat kita kuliah maupun bekerja. Di kehidupan kampus Universitas Mbojo Bima (UNMBO), perilaku kita secara personal akan berdampak bagi aspek perilaku organisasi. Jika saja perilaku kita di masyarakat dapat di arahkan pada kehidupan orgnaisasi seperti di kampus misalnya kita sebagai mahsiswa, semangat yang tinggi untuk meriah pretasi dapat menjadi harapan dan tujuan kita, oleh kerena perilaku kita yang positif dari lingkungan masyarakat kita di mana kita berasal.

Jika kita berada dalam ruang (orgnasiasi) yang berbeda, maka sesusungguhnya perilaku kita dituntun oleh organisasi dimana kita berada, bila di kampus perilaku kita akan dituntu kampus, bila di tempat kita bekerja perilaku kita dituntun oleh organisasi dimana tempat kita bekerja, maka jika saja kita berperilaku sesungguhnya merupakan cermin perilaku kita secara kelompok dalam orgnaisasi, dengan demikian perilaku kita akan membawa citra organisasi tempat kita berada. Bila perilaku kita buruk, seperti kurang disiplin, malas bekerja atau tidak produktif maka dengan demikian orang akan memandang buruk organisasi tersebut, oleh karena itu perilaku kita dapat berakibat baik/buruk bagi citra organisasi. Internalisasi nilai kehidupan sosial dari kehidupan masyarakat lokal, seolah merupakan cerminan sikap, bagaimana kita dalam organisasi. Disiplin, tanggung jawab yang tumbuh dan berkebang di Masyarakat, membuntu kita untuk hidup dan berinteraksi dalam organisasi sebagian kebiasan kita dalam berinteraksi di kehidupan organisasi, dengan demikian perilaku kita adalah apa yang kita tunjukan dalam berinteraksi dalam kehidupan berorganisasi.

Jika saja kita telusuri dan pelajari bagaimana sebuah negara bisa maju dan tumbuh dengan lebih baik, oleh karena perilaku warga negaranya yang secara umum kita pahami, seperti, baik seperti kejujuran, disiplin, tanggung jawab, pekerja keras, budaya antri, tidak mengambil hal/milik orang lain dan nilai positif lainya, merupakan cerminan perilaku mereka dalam kehidupan bernegara sehingga mereka maju dengan perilakunya.

Dengan demikian perilaku Masyarakat lokal dapat membentuk karakter kita agar lebih disiplin, tangguh, dan memiliki semangat kebersamaan (kolaborasi) dalam setiap kegiatan, dimanapun organisasi tempat kita berada. Nilai-nilai tersebut menjadi pedoman dan pegangan dalam berperilaku pada konteks organisasi di tengah kehidupan kita, untuk terus berkontribusi secara positif bagi tumbuh dan berkembannya organisasi. Perilaku individu adalah cerminan perilaku kelompok dan perilaku organisasi. Semoga tulisan sederhana ini menumbuhkan sengat postif kita sebagai masyarakat lokal untuk terus mengenali diri kita, budaya dan nilai luhur yang kita miliki untuk iterapkan pada setiap level dan jenjang organisasi. (Bil-01)